Proses Wood Pellet dalam Sebuah Perusahaan Industri Besar

proses wood pellet

Ada beberapa proses wood pellet yang biasa dilakukan dalam pembuatannya. Cara ini banyak dilakukan oleh berbagai industri besar pembuatan wood pellet. Mengingat wood pellet adalah salah satu bahan bakar yang banyak digunakan, maka produksinya pun terus meningkat. Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu menyediakan berbagai produk wood pellet berkualitas. Berikut ini proses pembuatan yang biasa dilakukan oleh pabrik produsen wood pellet.

Proses Wood Pellet dari Awal Pembuatan

Seperti yang kita tahu jika wood pellet memiliki fungsi cukup beragam. Bahan baku untuk wood pellet adalah serbuk kayu yang biasanya berasal dari limbah kayu, serbuk kayu hasil gergaji, atau kayu yang dikeringkan dan dihancurkan menjadi ukuran serbuk. Bahan baku harus bebas dari kontaminasi seperti logam, plastik, atau bahan kimia lainnya. Berikut ini ada proses pembuatan wood pallet dalam perusahaan besar antara lain:

jual wood pellet

1. Chipping

Proses chipping adalah langkah dalam pengolahan kayu di mana kayu dihancurkan atau dipecah menjadi serpihan-serpihan kecil yang disebut serpihan kayu atau chips. Proses ini biasanya dilakukan menggunakan mesin chipper atau mesin penghancur kayu khusus. Proses wood pellet ini memungkinkan pengolahan kayu yang lebih efisien dan menghasilkan serpihan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. Serpihan kayu memiliki berbagai kegunaan bergantung pada ukuran dan kualitasnya, serta kebutuhan dari industri yang memanfaatkannya.

2. Screening

Proses screening adalah proses pemisahan dan penyaringan material berdasarkan ukuran partikelnya. Proses ini umumnya dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut screener atau saringan. Terdiri dari permukaan berpori atau berlubang dengan ukuran yang ditentukan. Dalam pembuatan wood pellet, proses screening biasanya dilakukan setelah tahap pencacahan (chipping) dan sebelum tahap pembentukan pellet. Screening cukup penting untuk memastikan bahwa serpihan kayu yang digunakan memiliki ukuran partikel yang seragam. Ukuran partikel yang konsisten akan mempengaruhi kualitas dan efisiensi pembentukan pellet selanjutnya.

3. Drying

Proses pengeringan (drying) adalah tahap penting dalam proses wood pellet. Kayu yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pellet harus dikeringkan dengan baik agar memiliki kelembaban yang rendah. Proses pengeringan kayu dapat bervariasi tergantung pada skala produksi dan peralatan yang digunakan. Meskipun demikian, tujuan utama adalah mengurangi kelembaban kayu menjadi tingkat yang diinginkan agar memenuhi persyaratan pembuatan pellet yang berkualitas.

4. Milling

Proses milling dalam pembuatan wood pellet melibatkan penggilingan atau penghalusan serpihan kayu yang telah dikeringkan menjadi ukuran partikel yang lebih halus dan seragam. Proses ini bertujuan untuk mencapai ukuran partikel yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan untuk pembentukan wood pellet. 

Proses milling dalam pembuatan wood pellet penting untuk mencapai ukuran partikel kayu yang seragam dan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Sebab proses wood pallet ini memiliki peran yang cukup penting.

5. Compressing

Proses compressing sangat penting dalam proses wood pellet. Karena mengubah serpihan kayu menjadi bentuk pellet yang padat dan kompak. Pellet kayu yang dihasilkan akan memiliki kepadatan tinggi dengan daya tahan yang baik. Proses compressing (pemadatan) dalam pembuatan wood pellet melibatkan penekanan serpihan kayu yang telah dihaluskan menjadi bentuk pellet yang padat dan kuat.

6. Cooling

Proses pendinginan (cooling) dalam pembuatan wood pellet dilakukan setelah tahap pemadatan (compressing) pellet kayu. Tujuan utama dari proses pendinginan ini adalah untuk menurunkan suhu pellet kayu yang baru saja dibentuk sehingga mencapai suhu ruangan atau suhu yang lebih rendah.

Pendinginan pellet kayu yang efektif sangat penting untuk menjaga kekuatan dan keutuhan pellet serta mencegah deformasi atau kerusakan selama penyimpanan dan transportasi. Itulah mengapa proses wood pellet cukup banyak dan harus tepat dalam melakukannya.

Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai wood pellet baik sebagai bahan bakar biomassa maupun alas kandang hewan, Anda bisa mengaksesnya di website kami. Anda juga bisa klik link WhatsApp Maria untuk keperluan wood pellet biomassa dan link WhatsApp Mala untuk keperluan alas kandang hewan.

4 Tahapan Membuat Wood Pellet Sendiri yang Baik dan Benar

membuat wood pellet

Membuat wood pellet tidak bisa dilakukan begitu saja. Sebab dalam produksinya wood pellet memiliki beberapa tahapan yang harus diperhatikan dengan baik dan benar. Apalagi saat ini banyak industri yang membutuhkan wood pellet sebagai bahan bakar. Karena alasan inilah banyak tempat produksi yang membuatnya dengan kualitas masing-masing. Kami akan berikan penjelasan mengenai bagaimana cara membuatnya.

Cara Membuat Wood Pellet Secara Mandiri

Seperti yang kita tahu jika wood pellet adalah bahan bakar padat yang terbuat dari serbuk kayu atau limbah kayu yang dikompresi menjadi bentuk silinder kecil. Wood pellet merupakan salah satu jenis biomassa yang digunakan sebagai alternatif bahan bakar fosil. Mereka memiliki kandungan energi yang tinggi dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti sistem pemanas, pembangkit listrik, dan juga dalam industri komersial. Untuk produksi wood pellet secara mandiri, Anda akan membutuhkan beberapa peralatan dan bahan baku. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam cara membuat wood pellet:

proses produksi wood pellet

1. Persiapan Bahan Baku

Langkah utama dalam persiapan membuat wood pellet adalah dengan memilih bahan baku. Pilih kayu yang kering dan bersih. Kayu yang umum digunakan adalah kayu lunak seperti pinus atau kayu keras. Potong kayu menjadi potongan kecil atau serbuk kayu menggunakan gergaji atau penghancur kayu. Keringkan kayu dengan baik agar kelembaban di dalamnya berkurang. Kayu dengan kelembaban rendah (biasanya di bawah 10-15%) ideal untuk pembuatan pellet.

2. Pembuatan Pencampuran

Sedangkan untuk membuat wood pellet yang kedua yaitu dengan membuat campurannya. Haluskan serbuk kayu dengan mesin penggiling hingga menjadi serbuk halus dengan ukuran sekitar 3-5 mm. Tambahkan bahan tambahan seperti bahan pengikat dan bahan pelunak sesuai petunjuk atau rekomendasi yang telah ditentukan. Bahan pengikat umumnya adalah amylum (pati) atau lignin, sedangkan bahan pelunak dapat berupa minyak nabati atau air.

3. Pembentukan Pellet

Gunakan mesin pellet atau mesin pelet pres untuk membentuk serbuk kayu menjadi pellet. Mesin ini biasanya memiliki die (lubang berbentuk silinder atau cincin) yang akan memadatkan serbuk kayu menjadi pellet saat ditekan. Isi mesin dengan campuran serbuk kayu dan bahan tambahan. Nyalakan mesin pellet dan biarkan mesin bekerja untuk membentuk pellet. Proses ini melibatkan tekanan dan panas yang dihasilkan oleh mesin.

4. Pendinginan dan Penyimpanan

Setelah pellet terbentuk, biarkan mereka mendingin sepenuhnya. Membuat wood pellet selanjutnya yaitu penyimpanan. Jika Anda membuatnya dalam skala besar, Anda dapat menggunakan sistem pendingin atau konveyor untuk mempercepat pendinginan. Setelah dingin, pellet kayu siap untuk digunakan atau disimpan dalam wadah yang kedap udara. Seperti kantong plastik atau kontainer, di tempat yang kering dan terlindung dari kelembaban.

Wood pellet digunakan secara luas di berbagai negara sebagai alternatif bahan bakar fosil. Bahan ini digunakan sebagai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperoleh sumber energi yang lebih berkelanjutan. 

Penting untuk dicatat bahwa produksi wood pellet mandiri membutuhkan peralatan khusus seperti mesin penggiling dan mesin pellet. Pastikan juga untuk mengikuti petunjuk keselamatan dan peraturan yang berlaku saat menggunakan peralatan dan bekerja dengan kayu atau serbuk kayu.

Mengingat fungsinya yang cukup penting dan banyak dibutuhkan wood pellet dibuat oleh banyak perusahaan baik di Indonesia maupun luar negeri. Namun bagi Anda yang ingin memproduksinya sendiri ada baiknya persiapkan alat dan tahu bagaimana cara membuat wood pellet yang baik dan benar.

Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai wood pellet baik sebagai bahan bakar biomassa maupun alas kandang hewan, Anda bisa mengaksesnya di website kami. Anda juga bisa klik link WhatsApp Maria untuk keperluan wood pellet biomassa dan link WhatsApp Mala untuk keperluan alas kandang hewan.

Pembuatan Pelet Kayu Melalui 6 Tahapan, Chipping hingga Cooling

pembuatan pelet kayu

Pelet kayu merupakan jenis bahan bakar terbarukan. Umumnya, terbuat dari serbuk kayu terkompresi. Proses pembuatan pelet kayu melalui berbagai macam tahapan. Dalam proses pembuatannya, dapat menggunakan seluruh bagian pohon kecuali akar. Pelet kayu bisa berasal dari beragam jenis pohon. Di Indonesia, produksi pelet kayu umumnya menggunakan pohon akasia atau eukaliptus.

Proses Pembuatan Pelet Kayu

Pelet kayu memiliki beberapa kandungan, seperti abu, sulfur, chlorine, hingga nitrogen. Umumnya, pelet kayu memiliki diameter 6 sampai 12 mm dan panjang 4 sampai 5 kali diameternya. Pelet kayu dengan kualitas yang bagus, menggunakan lebih banyak jenis kayu keras. Selain itu, tidak menggunakan kulit kayunya maupun bahan kimia.

proses produksi wood pellet

Bahan baku untuk membuat pelet kayu bisa datang dengan berbagai bentuk. Entah itu serpihan kayu, tatal kayu, serbuk gergaji, sisa-sisa potongan pabrik furniture, palet kayu bekas, hingga kayu yang masih berbentuk gelondongan. Pembuatan pelet kayu umumnya dilakukan pada skala besar, berikut ini adalah penjelasannya.

1. Chipping

Bahan yang digunakan untuk membuat pelet kayu, biasanya masih dalam bentuk kayu. Kemudian, akan melalui dua tahapan. Pertama, kayu akan dipecahkan menjadi beberapa ukuran dengan panjang maksimal 25 mm. Proses pemecahan kayu ini menggunakan sebuah mesin bernama Wood Chipper. Kemudian, pada tahap keduanya, potongan kayu tersebut akan dipecah lagi menjadi serpihan. Kira-kira memiliki panjang 10 mm dan ketebalan 3 mm.

2. Screening

Tahap selanjutnya, yakni screening. Serpihan kayu biasanya mengandung pasir, batu, paku, maupun benda-benda lainnya. Untuk meningkatkan kualitas pelet kayu, maka benda-benda asing tersebut dipisahkan melalui proses penyaringan khusus yang dilengkapi dengan magnet.

3. Drying

Tahapan dalam pembuatan pelet kayu yang tak boleh dilewatkan, yakni drying. Proses ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban serpihan kayu sebesar 10 sampai 12%. Dalam industri berskala kecil, proses pengeringan hanya mengandalkan sinar matahari. Berbeda dengan industri berskala besar yang sudah memanfaatkan peralatan khusus.

4. Milling

Serpihan-serpihan kayu yang sudah kering akan melalui tahapan atau proses berikutnya, yakni milling. Milling adalah proses penggilingan serpihan kayu menggunakan mesin. Sehingga, akan terbentuk partikel yang lebih kecil lagi, bahkan bisa menjadi serbuk halus.

5. Compressing

Serpihan kayu yang sudah menjadi serbuk akan dimasukkan ke dalam alat penggilingan pelet. Alat ini memiliki tekanan maupun temperatur yang tinggi. Tekanan ini diberikan dengan interval, sehingga dapat menghasilkan pelet dalam bentuk potongan kecil. Sedangkan temperatur yang tinggi dapat menghasilkan polimer alami yang terdapat di dalam kayu. Polimer alaminya ini dapat berfungsi sebagai lem untuk merekatkan partikel yang telah terkompresi.

6. Cooling

Tahapan terakhir pada pembuatan pelet kayu, yakni cooling. Pelet kayu yang sudah terbentuk secara sempurna, akan melalui proses pendinginan dan siap untuk dikemas atau packing. Supaya proses ini berjalan sempurna, dibutuhkan temperature antara 40 hingga 90 derajat celcius. Kebutuhan pelet kayu di beberapa negara seringkali mengalami peningkatan. Hal ini karena kegunaannya yang sangat beragam.

Pelet kayu bisa kita gunakan sebagai bahan bakar baik itu kebutuhan rumah tangga maupun industri. Kemudian, sebagai pembangkit listrik, bahan pembakaran boiler atau ketel uang, hingga pemanas ruangan. Tak sedikit peternak menggunakan pelet kayu sebagai alat kandang binatang. Hal ini karena karakteristik pelet kayu yang dapat menyerap bau dan cairan, sehingga kebersihan kandang tetap terjaga.

Itulah tadi penjelasan tentang pembuatan pelet kayu yang bisa kita pahami. Setiap tahapannya memiliki keterkaitan sehingga tidak boleh terlewatkan demi produksi pelet kayu yang berkualitas.

Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai wood pellet baik sebagai bahan bakar biomassa maupun alas kandang hewan, Anda bisa mengaksesnya di website kami. Anda juga bisa klik link WhatsApp Maria untuk keperluan wood pellet biomassa dan link WhatsApp Mala untuk keperluan alas kandang hewan.

Kegunaan Pelet Kayu, Bahan Bakar hingga Pemanas Ruangan

kegunaan pelet kayu

Pelet kayu merupakan salah satu jenis bahan bakar alternatif yang seringkali dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, industri maupun perusahaan. Kegunaan pelet kayu yang cukup beragam, membuat beberapa negara menjadi produsen untuk diekspor.

4 Kegunaan Pelet Kayu

Pelet kayu seringkali dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Alasannya, karena tidak menghasilkan asap maupun CO2. Karena inilah, pelet kayu menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan. Selain itu, harga pelet kayu relatif terjangkau. Bila kita bandingkan dengan gas LPG, pelet kayu memiliki berbagai keunggulan. Salah satunya, lebih hemat karena kita tidak menggunakan kayu dalam jumlah yang banyak.

pelet sekam

Mengingat harganya yang murah, juga lebih hemat biaya. Pelet kayu yang digunakan sebagai bahan bakar, lebih nyaman karena tidak meninggalkan polusi. Tidak hanya bermanfaat sebagai bahan bakar yang bersih, sehat, dan aman. Untuk mengetahui kegunaan pelet kayu lainnya, berikut ini adalah pembahasan selengkapnya.

1. Sebagai Bahan Pembakaran Boiler atau Ketel Uap

Umumnya, perusahaan atau industri menggunakan batu bara sebagai bahan pembakaran boiler atau ketel uap. Namun, saat ini bisa beralih ke pelet kayu untuk menyiasatinya. Pemanfaatan atau penggunaan batu bara memang dinilai simpel. Namun, dibandingkan dengan pelet kayu, jauh lebih praktis dan hemat.

2. Sebagai Pemanas Ruangan

Pelet kayu bisa kita gunakan sebagai pemanas ruangan. Hal ini karena memiliki ukuran yang lebih kecil. Selain itu, emulsi yang dihasilkan juga relatif kecil. Sehingga, mampu menghasilkan sistem pembakaran yang jauh lebih baik. Hasil dari pembakaran pelet kayu akan membuat udara dalam ruangan terasa semakin hangat. Kita bisa memanfaatkan pelet kayu sebagai pemanas ruangan ketika musim dingin tiba.

3. Sebagai Alas Kandang Berbagai Jenis Hewan Peliharaan

Kegunaan pelet kayu yang tak kalah penting, yakni sebagai alas kandang berbagai jenis hewan peliharaan. Mulai dari alas kandang kelinci, hamster, kucing, anjing, dan hewan peliharaan lainnya. Pelet kayu memiliki daya penyerapan cairan yang cukup bagus, sehingga bisa menyerap kotoran hewan dengan baik. Kemudian, pelet kayu juga bisa membantu mengurangi bau kurang sedap dalam kandang.

Dengan menggunakan pelet kayu, kebersihan kandang hewan peliharaan semakin terjaga. Menariknya lagi, kita bisa membersihkan kandang dengan sangat mudah dan lebih cepat. Cukup dengan mengganti pelet kayu dengan yang baru. Kita bisa mengeluarkan pelet kayu tersebut sebagian atau seluruhnya.

Pelet kayu yang sudah terkontaminasi dengan kotoran hewan, tidak perlu kita buang. Namun, bisa digunakan kembali sebagai kompos atau pupuk alami.

4. Pembangkit Tenaga Listrik

Beberapa negara memanfaatkan pelet kayu sebagai pembangkit tenaga listrik. Bukan tanpa alasan, kadar air yang terkandung di dalam pelet kayu umumnya lebih rendah. Pembakaran yang dihasilkan lebih tinggi dan efisien. Sehingga, penanganan atau penggunaannya relatif mudah, terutama saat musim dingin.

Kemudian, pelet kayu memiliki kepadatan yang lebih tinggi. Apalagi, jika kita bandingkan dengan kayu biasa. Pelet kayu rata-rata memiliki kepadatan mulai dari 200 hingga 400 kg/m3. Karena kepadatannya yang baik inilah, proses atau waktu pembakarannya lebih lama dan penyimpanan pelet kayunya juga semakin mudah.

Pelet kayu semakin banyak karena kandungan atau standar spesifikasi yang dimilikinya. Seperti kandungan abu (kurang lebih 1,5-3,0%), kandungan sulfur (kurang lebih 0.07%), kandungan chlorine (kurang lebih 0,07%) dan kandungan nitrogen (kurang lebih 0.5%).

Dalam proses pembuatan pelet kayu, tidak menggunakan bahan kimia. Umumnya, memanfaatkan lebih banyak jenis kayu bertekstur keras dan tanpa kulit. Karena itulah, kegunaan pelet kayu menjadi semakin maksimal.

Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai wood pellet baik sebagai bahan bakar biomassa maupun alas kandang hewan, Anda bisa mengaksesnya di website kami. Anda juga bisa klik link WhatsApp Maria untuk keperluan wood pellet biomassa dan link WhatsApp Mala untuk keperluan alas kandang hewan.

Pelet Serbuk Kayu, Spesifikasi dan Potensinya di Indonesia

pelet serbuk kayu

Wood pellet atau pelet serbuk kayu merupakan salah sumber energi terbarukan. Pelet kayu dikenal sebagai pemanfaatan biomassa. Sebagai bahan bakar alternatif yang banyak digunakan, pelet kayu dinilai lebih ramah lingkungan. Dengan kata lain, bahan bakar ini tidak menghasilkan polusi.

Seputar Pelet Serbuk Kayu

Bila kita lihat bentuknya secara detail, pelet kayu menyerupai briket kayu. Hal yang paling membedakan keduanya, yakni dari segi ukuran. Pelet kayu umumnya memiliki bentuk yang lebih kecil. Pelet kayu memiliki beragam manfaat yang jarang diketahui. Orang-orang seringkali menggunakannya untuk kebutuhan rumah tangga hingga industri atau perusahaan.

wood pellet

Kemudian, pelet kayu berasal dari residu atau limbah hasil penggergajian kayu bulat. Pelet kayu juga dibuat dari proses produksi pabrik furniture atau serbuk kayu terkompresi. Tidak hanya menjadi bahan bakar yang bisa didaur ulang dan terus berkembang. Pelet kayu memiliki harga jual yang lebih murah. Beberapa produk pelet kayu menggunakan bahan dari sisa-sisa kayu yang memiliki kualitas rendah, proses pemanenan hutan, hingga penebangan pohon.

Bahkan, beberapa produsen pelet kayu yang ada di Amerika Utara dan Eropa, membuat pelet kayu dari palet atau furniture yang sudah rusak. Palet-palet tersebut mereka dapatkan dari perusahaan perkapalan atau logistic yang biasanya menerima palet kayu dalam jumlah besar.

Spesifikasi Pelet Serbuk Kayu Berkualitas

Bentuk dari bahan bakar alternatif ini, yakni serbuk halus hingga kasar. Kemudian dipadatkan sehingga berbentuk silindris. Kebanyakan pelet kayu yang telah diproduksi memiliki diameter 6 sampai dengan 10 mm. Sedangkan panjangnya mencapai 1 sampai 3 cm. Sementara itu, kepadatan pelet kayu rata-rata 650 kg/m2 atau setara dengan 1,5 m3/ton.

Ketika pelet kayu kita manfaatkan sebagai bahan bakar, mampu menghasilkan rasio panas yang cukup tinggi antara output dan inputnya. Bahkan perbandingannya, 19:1 hingga 20:1. Energi yang dapat dihasilkan kurang lebih 4,7 kWh/kg. Pelet kayu juga memiliki beberapa kandungan penting di dalamnya.

Seperti kandungan abu kurang dari 1.5 hingga 3.0%, kandungan sulfur kurang dari 600 hingga 750 kg/m3, kandungan chlorine kurang dari 0.07%, kandungan nitrogen kurang dari 0.5%. Pelet kayu memiliki standar dalam pembuatannya, yakni menggunakan seluruh bagian pohon kecuali akarnya. Tidak boleh menggunakan proses pengawetan maupun jenis bahan kimia apapun itu.

Meskipun standar PFI dengan ISO memiliki detail yang sedikit berbeda, tetapi kita bisa mengacu pada kedua aturan tersebut. Negara yang mengonsumsi atau menggunakan pelet kayu dalam jumlah yang besar, tidak asal-asalan ketika melakukan impor. Mereka hanya menginginkan pelet kayu dari perkebunan yang dikelola dengan baik. Entah itu dari awal penanaman, perawatan, hingga penebangan.

Pelet serbuk kayu yang memiliki kualitas bagus, lebih banyak menggunakan jenis kayu keras. Tidak hanya menghindari penggunaan bahan kimia, tetapi juga tanpa menggunakan kulit kayunya. Pelet kayu dengan mutu tinggi, biasanya memiliki kandungan abu di bawah 1,0% dan kepadatannya lebih dari 800 kg/m3.

Potensi Pelet Kayu di Indonesia

Indonesia memiliki potensi yang cukup baik sebagai negara penghasil pelet kayu. Tidak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan dalam negeri saja, tetapi juga diekspor. Indonesia menjadi salah satu wilayah yang memenuhi syarat pertumbuhan pohon sebagai bahan baku pembuatan pelet kayu. Selain memiliki iklim tropis, juga terletak di garis khatulistiwa.

Jenis pohon yang selama ini dikembangkan antara lain, pohon akasia hingga ekaliptus. Jenis pohon ini dapat tubuh hingga mencapai diameter 30 cm hanya dalam waktu lima tahun saja. Karena keunggulannya inilah, dapat kita manfaatkan untuk mengembangkan produksi pelet serbuk kayu.

Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai wood pellet baik sebagai bahan bakar biomassa maupun alas kandang hewan, Anda bisa mengaksesnya di website kami. Anda juga bisa klik link WhatsApp Maria untuk keperluan wood pellet biomassa dan link WhatsApp Mala untuk keperluan alas kandang hewan.