
Pelet kayu merupakan jenis bahan bakar terbarukan. Umumnya, terbuat dari serbuk kayu terkompresi. Proses pembuatan pelet kayu melalui berbagai macam tahapan. Dalam proses pembuatannya, dapat menggunakan seluruh bagian pohon kecuali akar. Pelet kayu bisa berasal dari beragam jenis pohon. Di Indonesia, produksi pelet kayu umumnya menggunakan pohon akasia atau eukaliptus.
Proses Pembuatan Pelet Kayu
Pelet kayu memiliki beberapa kandungan, seperti abu, sulfur, chlorine, hingga nitrogen. Umumnya, pelet kayu memiliki diameter 6 sampai 12 mm dan panjang 4 sampai 5 kali diameternya. Pelet kayu dengan kualitas yang bagus, menggunakan lebih banyak jenis kayu keras. Selain itu, tidak menggunakan kulit kayunya maupun bahan kimia.

Bahan baku untuk membuat pelet kayu bisa datang dengan berbagai bentuk. Entah itu serpihan kayu, tatal kayu, serbuk gergaji, sisa-sisa potongan pabrik furniture, palet kayu bekas, hingga kayu yang masih berbentuk gelondongan. Pembuatan pelet kayu umumnya dilakukan pada skala besar, berikut ini adalah penjelasannya.
1. Chipping
Bahan yang digunakan untuk membuat pelet kayu, biasanya masih dalam bentuk kayu. Kemudian, akan melalui dua tahapan. Pertama, kayu akan dipecahkan menjadi beberapa ukuran dengan panjang maksimal 25 mm. Proses pemecahan kayu ini menggunakan sebuah mesin bernama Wood Chipper. Kemudian, pada tahap keduanya, potongan kayu tersebut akan dipecah lagi menjadi serpihan. Kira-kira memiliki panjang 10 mm dan ketebalan 3 mm.
2. Screening
Tahap selanjutnya, yakni screening. Serpihan kayu biasanya mengandung pasir, batu, paku, maupun benda-benda lainnya. Untuk meningkatkan kualitas pelet kayu, maka benda-benda asing tersebut dipisahkan melalui proses penyaringan khusus yang dilengkapi dengan magnet.
3. Drying
Tahapan dalam pembuatan pelet kayu yang tak boleh dilewatkan, yakni drying. Proses ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban serpihan kayu sebesar 10 sampai 12%. Dalam industri berskala kecil, proses pengeringan hanya mengandalkan sinar matahari. Berbeda dengan industri berskala besar yang sudah memanfaatkan peralatan khusus.
4. Milling
Serpihan-serpihan kayu yang sudah kering akan melalui tahapan atau proses berikutnya, yakni milling. Milling adalah proses penggilingan serpihan kayu menggunakan mesin. Sehingga, akan terbentuk partikel yang lebih kecil lagi, bahkan bisa menjadi serbuk halus.
5. Compressing
Serpihan kayu yang sudah menjadi serbuk akan dimasukkan ke dalam alat penggilingan pelet. Alat ini memiliki tekanan maupun temperatur yang tinggi. Tekanan ini diberikan dengan interval, sehingga dapat menghasilkan pelet dalam bentuk potongan kecil. Sedangkan temperatur yang tinggi dapat menghasilkan polimer alami yang terdapat di dalam kayu. Polimer alaminya ini dapat berfungsi sebagai lem untuk merekatkan partikel yang telah terkompresi.
6. Cooling
Tahapan terakhir pada pembuatan pelet kayu, yakni cooling. Pelet kayu yang sudah terbentuk secara sempurna, akan melalui proses pendinginan dan siap untuk dikemas atau packing. Supaya proses ini berjalan sempurna, dibutuhkan temperature antara 40 hingga 90 derajat celcius. Kebutuhan pelet kayu di beberapa negara seringkali mengalami peningkatan. Hal ini karena kegunaannya yang sangat beragam.
Pelet kayu bisa kita gunakan sebagai bahan bakar baik itu kebutuhan rumah tangga maupun industri. Kemudian, sebagai pembangkit listrik, bahan pembakaran boiler atau ketel uang, hingga pemanas ruangan. Tak sedikit peternak menggunakan pelet kayu sebagai alat kandang binatang. Hal ini karena karakteristik pelet kayu yang dapat menyerap bau dan cairan, sehingga kebersihan kandang tetap terjaga.
Itulah tadi penjelasan tentang pembuatan pelet kayu yang bisa kita pahami. Setiap tahapannya memiliki keterkaitan sehingga tidak boleh terlewatkan demi produksi pelet kayu yang berkualitas.
Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai wood pellet baik sebagai bahan bakar biomassa maupun alas kandang hewan, Anda bisa mengaksesnya di website kami. Anda juga bisa klik link WhatsApp Maria untuk keperluan wood pellet biomassa dan link WhatsApp Mala untuk keperluan alas kandang hewan.