
Tahukah Anda apa yang dimaksud pelet kayu? Ketidakstabilan harga batubara sekarang ini mendorong orang-orang untuk terus berkreasi dengan kreativitas guna menghasilkan sebuah inovasi. Dengan harapan dapat menggantikan positif dari batubara. Salah satu bukti nyata yakni hadirnya wood pellet. Bahan bakar alternatif yang terbarukan juga ramah lingkungan.
Hal tersebut juga menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia pintar. Ketika mengetahui batu bara yang hampir menipis. Mereka berinovasi untuk menggantikan manfaat dari batubara itu sendiri. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Indonesia. Sebenarnya pelet kayu merupakan sebuah bahan alternatif banyak keuntungan. Tidak sedikit orang yang sudah sering menggunakan bahan bakar yang satu ini untuk menghangatkan ruangan.
Bentuk dari pelet yang terbuat dari bahan kayu ini juga padat. Terbuat dari bahan kayu konsentrat atau hijauan yang bertujuan mengurangi sifat kelembaban pakan. Pelet ini juga merupakan sumber daya terbaru sekaligus produk sampingan dari industri kayu itu sendiri.

Beberapa Manfaat Pelet Kayu
Hasil inovasi ini terbuat dari serbuk gergaji, keripik, atau kulit hasil operasi penebangan industri yang dilakukan oleh mesin produksi pelet. Terdiri dari cabang pohon yang dibiarkan membusuk atau apabila tidak dibakar. Wood pellet merupakan sumber bahan bakar biomassa. Dalam artian berasal dari sumber yang bisa diperbarui dan berkembang. Pemanfaatannya juga sangat beragam.
Termasuk sebagai bahan alternatif yang berguna sebagai pembangkit tenaga listrik. Umumnya pembangkit listrik itu menggunakan bahan bakar fosil seperti halnya batubara ataupun minyak bumi. Penggunaan batubara dan minyak bumi sebenarnya juga sedikit kurang ramah lingkungan. Dengan penggunaan wood pellet ini solusi yang tepat. Karena memang terbuat dari bahan alami dari hasil daur ulang beberapa tanaman kayu.
Kemudian manfaat lain dari wood pellet ini adalah sebagai bahan pembakaran boiler atau ketel uap. Alat alternatif yang satu ini kerap kali digunakan untuk berbagai kebutuhan industri. Entah itu industri besar ataupun kecil. Pemanfaatan batubara memang simple dan hemat biaya. Akan tetapi pelet kayu dianggap lebih praktis juga ramah harga. Apalagi jika mengingat wood pellet itu mempunyai ukuran yang cukup kecil, juga bisa digunakan sebagai pemanas ruangan yang berada di dalam rumah.
Spesifikasi dari Wood Pellet
Bahan bakar pengganti ini ternyata juga mempunyai spesifikasi tersendiri. Standar palet kayu ternyata juga dibuat menggunakan bagian pohon kecuali akarnya. Pembuatannya juga tidak diizinkan menggunakan pengawetan dengan bahan kimia. Beberapa detail juga berbeda antara standar PFI dengan ISO. Terdapat beberapa negara konsumen tertentu yang hanya mengizinkan impor pelet kayu yang berbahan baku dari perkebunan kayu.
Diameter dari wood pellet tersebut 6 sampai 12 mm dengan panjangnya 4 sampai 5 kali diameternya. Kemudian untuk kelembabannya adalah 10 sampai 12%. Kandungan abu dari bahan bakar pengganti ini lebih dari 1,5 sampai dengan 3% dipadukan dengan kepadatan 600 sampai dengan 750 kg M3.
Spesifikasi lain dari wood pellet ini adalah kandungan sulfurnya 0,07% dan kandungan klorin 0,67% + kandungan nitrogen 0,5%. Konsumen juga bisa mendapatkan wood pellet dengan kualitas premium.
Biasanya kualitas premium tersebut menggunakan lebih banyak jenis kayu keras tanpa adanya tambahan kulit dan tambahan bahan kimia apapun. Kualitas premium ini mempunyai kandungan abu dibawah 1,6% dan kepadatan melebihi 800 kg m3.
Pembuatan
Bagaimana cara pembuatan pelet kayu ini? Tahap pertama adalah chipping atau memecahkan kayu sampai berukuran panjang maksimal 25 mm menggunakan wood chipper. Kemudian kedua adalah memecah potongan tersebut agar menjadi serpihan yang panjangnya kurang lebih 10 mm dengan tebal 3 MM. Tahap berikutnya adalah skrining. Terkadang kayu itu mengandung bahan yang tidak diinginkan seperti halnya paku, pasir ataupun batu juga benda logam lainnya.
Proses pemisahan ini melalui saringan khusus yang sudah dilengkapi magnet serta mempunyai ukuran khusus untuk memastikan hanya serpihan yang berukuran tepat saja yang bisa memasuki alat pengering tersebut. Berikutnya adalah drying. Waktu terbaik untuk melakukan pengeringan adalah sebelum potongan kayu itu diolah menjadi sebuah serpihan. Berikutnya Milling proses penggilingan untuk menjadikan partikel lebih kecil sampai halus menjadi Serbuk gergaji.
Tidak hanya itu saja tetapi juga compressing dan cooling. Tahap pembuatan pelet kayu guling adalah proses pendinginan dan sudah siap untuk packing. Temperatur yang digunakan biasanya 90 derajat sampai dengan 40 derajat Celcius.
Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai wood pellet baik sebagai bahan bakar biomassa maupun alas kandang hewan, Anda bisa mengaksesnya di website kami. Anda juga bisa klik link WhatsApp Maria untuk keperluan wood pellet biomassa dan link WhatsApp Mala untuk keperluan alas kandang hewan.